Nama :Bayu Julianto Lamani
NPM :31412390
KELAS : 1ID 01
KAJIAN KEBUDAYAAN ABAD PERTENGAHAN
Awal Abad Peretengahan
Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi,
muncul berbagai negara dan bangsa baru di Eropa. Kehidupan mereka diatur oleh
Gereja dan sistem social yang ketat, yang kemudian disebut feodalisme.
Antara Eropa dan Timur Jauh terdapat
satu kawasan besar yang dihuni berbagai bangsa besar pemeluk agama yang sama,
Islam. Lebih ke utara, negara-negara Slavia seperti Rusia dan Bulgaria juga
terbentuk.
Dalam bidang budaya dan ilmu
pengetahuan, Cina masih lebih maju dibandingkan bagian dunia lainnya. Pengaruh
Cina menyebar ke seluruh Asia, termasuk ke Jepang, di mana kesenian berkembang
dengan pesat.
Di Amerika Utara, kota-kota pertama
sedang dibangun, dan peradaban Toltek berkembang di Meksiko. Di Amerika Latin,
terbentuk berbagai kerajaan besar, seperti Kerajaan Huari.
Kontak di antara peradaban dunia sengat
terbatas. Hanya beberapa negara saling berdagang. Islam perlahan meluas ke
seluruh Afrika bagian utara melalui kegiatan perdagangan dan penaklukkan militer.
Asia
Di India, Kerajaan Gupta runtuh pada
tahun 535 dan negeri ini pun terpecah. Pengaruh Hindu dan Buddha menyebar ke
Asia bagian tenggara. Sekitar tahun 775, Kerajaan Sriwijaya di Sumatera
menaklukkan Semenanjung Malaya. Sementara di Kamboja, dinasti Khmer mendirikan
Kerajaan Angkor pada tahun 802. Di Cina, salah satu dinasti terbesarnya, Tang,
yang berdiri selama 300 tahun, menghasilkan beberapa karya seni terbaik dalam
sejarah Cina. Sejak tahun 960, Tang digantikan oleh Dinasti Song yang berdiri
selama 300 tahun. Di tempat lain, sebuah kerajaan Tibet yang kuat berdiri dan
runtuh, sementara berbagai negara kaya muncul di Thailand, Vietnam, Jepang, dan
Indonesia. Di Asia Tengah, kekuatan para pengembara Turkik dan Mongol
berkembang semakin besar.
Australia
Orang Polinesia menduduki pulau-pulau baru di Pasifik, lalu pindah ke
Selandia Baru sekitar tahun 900. Di Australia, orang Aborigin tidak disentuh
pengaruh luar.
Timur Tengah
Kerajaan Sasanid Persia mencapai puncak
kejayaan selama tahun 579. Setelah wafatnya Nabi Muhammad pada 632, kerajaan
Islam mulai meluas. Pada tahun 634, orang Arab menaklukkan Persia dan
menyingkirkan Kerajaan Sasanid. Namun pada tahun 756, kerajaan Islam itu mulai
terpecah. Di akhir abad ke-11, Yerusalem direbut oleh pasukan Perang Salib.
Afrika
Pada tahun 700, seluruh Afrika utara
menjadi bagian dari kerajaan Islam. Di Afrika barat, Ghana yang kaya emas
menjadi semakin kuat. Berbagai kerajaan dagang lainnya seperti Mali dan
Kanem-Bornu mulai berkembang di tanah subur di ujung selatan Gurun Sahara.
Amerika Utara
Sekitar tahun 700, dua kebudayaan kota
yang terpisah mulai berkembang di Amerika Utara. Salah satunya adalah
kebudayaan Gundukan Kuil di sekitar wilayah Mississippi, yaitu kebudayaan yang
memperdagangkan tembaga dan berbagai barang ke seantero benua. Peradaban
lainnya adalah kebudayaan pueblo (desa)
Anasazi di barat-daya, di mana penduduknya hidup di berbagai pueblo batu yang dihubungkan dengan jalan. Anasazi
memiliki agama yang sudah maju. Di tempat lain, banyak suku pribumi Amerika
berkembang semakin besar dan kuat, sekalipun mereka masih hidup dari pertanian
dan berburu serta tinggal di desa permanen atau masih mengembara. Lebih ke
timur-laut, di Newfoundland, orang kulit putih pertama tiba. Orang Viking
menetap di sana selama beberapa waktu sekitar tahun 1000.
Amerika Tengah dan Selatan
Sekitar tahun 600-700, kota besar
Meksiko, Teotihuacan, mencapai kejayaannya. Teotihuacan dan bangsa Maya yang
hidup lebih ke selatan mengalami kemunduran sekitar tahun 750. Namun,
kekaisaran negara-kota Maya tetap hidup sepanjang periode ini. Pada 900-1100,
orang Toltek yang senang berperang menguasai Meksiko. Lebih ke selatan, di
Peru, negara-kota Tiahuanaco di Pegunungan Andes serta Huari di kawasan pantai
berkembang dan semakin maju. Tiahuanaco merupakan pendahulu Kerajaan Inca. Pada
tahun 1000, Kerajaan Huari digantikan oleh Kerajaan Chimu yang berkembang di
sekitar Chan Chan, di Peru utara.
Eropa
Eropa sibuk mencari kemapanan selama
periode yang dikenal sebagai zaman kegelapan. Kekaisaran Byzantium bertindak
sebagai pusat yang stabil bagi dunia Kristen, kendati kerap mengalami
pasang-surut. Pada abad ke-8, kaum Muslim menyerbu Spanyol dan membangun sebuah
kebudayaan maju yang berlangsung selama 700 tahun. Pada saat yang sama, lebih
ke utara, Dinasti Caroling membentuk kekaisaran Eropa pertama, tetapi mengalami
keruntuhan pada abad ke-9 setelah kematian Charlemagne. Di bagian Eropa
lainnya, berbagai bangsa perlahan mulai terbentuk di bawah pengawasan Gereja
Katolik di Roma. Proses ini dipercepat oleh ancaman dari orang Magyar, Viking,
dan kaum Muslim yang berada di Spanyol dan Turki. Pada tahun 1100, beberapa
bangsa Eropa menjadi semakin kuat, lebih stabil, dan makmur. Berbagai perguruan
tinggi didirikan, pembangunan gereja berkembang pesat, sementara kota-kota
bertumbuh besar dan menjadi semakin penting. Para pemimpin abad pertengahan
memulai petualangan dan penaklukkan militer di luar negeri, seperti Perang
Salib untuk menguasai Yerusalem.
Lokasi ideal untuk membangun suatu kota atau desa
A. Letaknya dekat dengan suatu kastil
Jika kota/desa dekat dengan suatu kastil, maka
anda akan mendapatkan perlindungan dari para prajurit dan ksatria di dalamnya.
Aman dari para penjarah dan penjahat tentu saja. Selain itu, dapat menarik
banyak pedagang untuk melakukan transaksi di sana, dan tentu saja bisa menarik
lebih banyak penduduk di sana. Banyak penduduk tentu makin banyak pajak yang
bisa ditarik. Jika penduduk tak mendapatkan perlindungan, maka mereka bisa
meninggalkan kota itu kapan saja.
B. Terletak di area tinggi
Jika kota/desa itu terletak di area yang lebih
tinggi, maka ada kelebihan yang bisa didapat. Anda akan lebih mudah melihat
musuh yang datang dari kejauhan. Maka dapat melakukan persiapan lebih matang
jika musuh menyerang. Selain itu, dengan letaknya yang tinggi, musuh akan lebih
sulit menyerang.
C. Dekat dengan sumber air
Air adalah elemen penting kehidupan. Sangatlah
baik jika kota/desa dekat dengan sungai, maka warga anda akan lebih mudah
mengambil air, dan tentu lebih mudah mendapat suplai air bersih. Selain itu,
sungai yang lebar dengan arus yang deras berfungsi sebagai benteng alam yang
melindungi dari serangan musuh.
D. Dekat dengan sumber alam
Untuk membangun rumah, maka diperlukan batu-batu
dan kayu, Batu selain lebih kuat dari serangan musuh, dapat juga dipakai untuk
tembok pelindung, dan juga sebagai senjata. Kayu selain mudah dimanfaatkan,
juga berguna untuk membuat api di tungku. Kayu juga bisa menjadi senjata dan
menjadi berbagai peralatan seperti palu dan kapak.
E. Tanah yang gembur dan subur
Tentu selain sumber air, makanan adalah yang
penting untuk manusia. Makanan bisa didapat dari alam, misalnya memburu hewan
atau memancing. Namun perlu juga menanam berbagai sayuran dan tumbuhan lainnya.
Gandum adalah makanan pokok masyarakat saat itu, sama seperti nasi untuk kita.
Tanah yang subur tentu akan membuat menanam lebih mudah.
Rumah
a.Rumah
para bangsawan
Rumah Tudor ini memiliki atap yang terbuat dari jerami
atau ilalang yang ditumpuk-tumpuk di atas rangka atap. Rumah Tudor juga
memiliki jendela dan cerobong asap. Namun hanya rumah-rumah Tudor yang dimiliki
oleh yang amat kaya yang memiliki jendela dari kaca. Kaca saat itu sangatlah
mahal. Jika tidak mampu membeli kaca, maka sebagai penggantinya dipakailah kayu
yang bisa dibuka dan ditutup. Rumah ini biasanya memiliki lebih dari 1 lantai.
b. Rumah para rakyat biasa
Awalnya, rumah rakyat biasa hanya terbuat dari
ranting kayu, atau jerami, atau dari lumpur. Mereka tidak mampu membayar orang
untuk membangun rumahnya, maka mereka sendirilah yang membangunnnya. Hanya ada
satu ruangan, dan juga termasuk tempat menaruh hewan mereka.
Namun pada tahun 1348, wabah Black Death yang
menewaskan banyak warga membuat turunnya populasi, dan menyebabkan makin
sedikitnya orang yang bisa menggarap lahan sang kaya raya. Sehingga akhirnya,
para tuan tanah itu membayar lebih mahal, karena upahan makin sedikit dan
langka. Karena bertambahnya jumlah pemasukan mereka, para rakyat ini mampu
membangun rumah yang lebih baik lagi yang terbuat dari Wattle and Daub.
Wattle and Daub di sini adalah rumah yang
terbuat dari kayu-kayu yang dilapisi/dilumuri oleh campuran air, tanah, tanah
liat pasir, dan jerami. Kemudian ditutupi oleh lumpur, dan jika mengering
nanti, akan menjadi dinding yang lebih keras.
Kehidupan Masyarakatnya
dan pembagian kelas :
Rakyat biasa pada abad pertengahan, mereka
terbagi atas kasta-kasta tertentu dan memakai sistem mengabdi kepada sang
pemilik tanah :
1.
orang-orang bebas
Mereka berjumlah sangat sedikit, mereka
membayar dan menyewa tanah kepada sang pemilik tanah, dan mereka hanya memiliki
sedikit atau tidak ada sama sekali kewajiban yang harus mereka lakukan kepada
sang tuan tanah
2.
petani/cottars
Mereka memiliki sebuah rumah yang mereka
sewa dari tuan tanah, dan memiliki tanah milih tuan tanah yang harus mereka
garap
Dalam masyarakat abad pertengahan, seorang anak
akan tinggal bersama keluarga mereka, namun karena wabah penyakit yang
menyebabkan anggota keluarga anak itu meninggal, dia bisa saja tinggal bersama
saudaranya yang lain. Anak itu juga bisa saja diasuh oleh kakek-neneknya jika
orang tua mereka sudah meninggal sejak mereka masih kecil.
Pendidikan memang terbatas, sangat sedikit yang
bisa bersekolah. Anak-anak rakyat biasa biasanya bekerja di ladang atau
membantu merawat adik-adiknya. Sedangkan yang berasal dari keluarga yang agak
kaya, ada beberapa dari mereka yang menjadi biarawan-biarawati. Di biara,
mereka bisa mendapatkan pendidikan baca dan tulis. Jika berasal dari keluarga
yang amat kaya, biasanya akan mendapatkan pendidikan secara privat di rumah.
Para remaja abad pertengahan biasanya juga
bekerja diladang, atau juga bisa membantu pekerjaan orang-orang sekitarnya,
misalnya membantu memberi makan hewan. Mereka juga bekerja sebagai pelayan di
keluarga yang kaya. Atau mereka juga sebagai trainee pandai besi. Rata-rata,
mereka tinggal dengan orang yang memperjakan mereka.
Orang-orang abad
pertengahan
Inilah mereka, yang hidup di masa abad pertengahan.
1. Raja
Raja atau bangsawan yang memerintah atas
suatu daerah. Untuk melindungi daerahnya dari serbuan orang asing, maka dia
memberikan kuasa kepada para vassal. Vassal diberikan kekuasaan, sebagai
gantinya mereka harus melindungi daerah milik sang raja.
2. Vassal
Vassal diberikan sejumlah tanah dari
raja. Tanah itu disebut fiefs. Vassal memiliki kekuasaan atas fiefs mereka, dan
bisa sebagai 'raja kecil'. Bisa saja, ada orang yang menjadi vassal, tetapi
juga sekaligus dia adalah seorang raja di tempat lain.
3. Ksatria
Ksatria adalah para petarung yang
melindungi suatu wilayah. Ksatria berjanji setia kepada sang raja dan raja juga
memberikan wilayah kepada mereka. Tidak sembarangan orang bisa menjadi ksatria,
hanya anak-anak dari bangsawan yang bisa. Mereka dicalonkan sebagai ksatria
dari usia 7 tahun, dan mendapat berbagai pelajaran dan berbagai ilmu seperti
ilmu pedang. Di usia 13-14 tahun, mereka menjadi squires dan mulai berlatih
bertempur di atas kuda. Dan pada usia 21 mereka ditahbiskan menjadi ksatria.
Upacaranya dengan berlutut di hadapan sang raja, dan berjanji setia, dan raja
memberikan mereka gelar sambil menaruh pedang di atas bahunya.
4. Wanita bangsawan
Mereka adalah istri atau anak dari
bangsawan. Mereka mengurusi rumah tangga dan mengurusi anak. Mereka juga bisa
menolong dan membantu yang sakit. Dalam beberapa kasus, ada juga wanita
bangsawan yang bisa mempunyai tanah mereka sendiri, yang merupakan warisan dari
suami atau orang tuanya. Wanita bangsawan juga bisa sebagai wakil dari raja
atau si bangsawan itu jika mereka sedang tidak ada di tempat. Wanita itu bisa
memerintah dan bahkan jika disuruh oleh rajanya, dia bisa mengirimkan ksatria
dan prajurit ke medan perang.
5. Uskup(bishop)
Uskup adalah pemimpin gereja, yang
berada dibawah kuasa Paus dan Uskup Roma. Uskup rata-rata dari kalangan
bangsawan. Uskup membawahi para pastur gereja, biarawan, dan suster dan
mengurusi urusan administrasi gereja.
6. Pastur
Pastur yang melakukan berbagai kegiatan
rohani di gereja seperti memimpin misa, kotbah.
7. Biarawan dan biarawati
Biarawan dan biarawati adalah pria dan wanita
yang menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan dan tinggal di asrama atau
biara. Mereka hidup sangat sederhana. Mereka tidak menikah, dan mereka sangat
mencurahkan hidupnya untuk Tuhan. Mereka juga bisa sebagai dokter yang
menyembuhkan orang sakit dan menolong yang miskin.
8. Friars/bruder
Nama panggilan bagi seorang rohaniwan
Katolik. Bruder biasanya termasuk ordo Agustinus, Karmelit, Dominikan,
Fransiskan, dan FIC. Perbedaan antara bruder dengan biarawan ialah bahwa para
bruder hidup dalam kesederhanaan dan kesajahaan sebagai tanda kebaktian bagi
komunitas, berbeda dengan para biarawan yang pekerjaannya hanya berdoa dan
bermeditasi saja. Pada abad pertengahan, bruder berkeliling untuk menyebarkan
ajaran dan berada langsung di masyarakat.
9. Serf
Kebanyakan, para petani adalah serfs.
Mereka tinggal disuatu komunitas kecil yang berada di suatu wilayah yang
dipimpin oleh vassal atau raja. Hidup mereka sangat diatur oleh si pemimpinnya,
dan mereka tidak bisa pergi dari sana atau menikah tanpa seijin tuan mereka.
Serf menanami dan memanen tanah tuan mereka, dan merawat ternak, memotong kayu
bakar, bekerja di ladang. Jika serf memiliki cukup uang, mereka bisa membeli
kebebasan mereka dan menjadi orang-orang bebas (freeman)
10. Pelayan
Pelayan adalah orang yang bekerja di
rumah si penguasa atau bangsawan. Dialah yang melakukan kegiatan seperti
memasak, mencuci, mengepel, dan kegiatan rumah tangga lainnya.
11. Pedagang
Mereka adalah pedagang yang berdagang
benda-benda seperti hasil alam, garam, besi, kain. Seiring berjalan waktu,
barang-barang yang diperjual belikan juga bervariasi.
12. Minstrels
Adalah para penghibur yang berkeliling
dari kota ke kota, dalam grup. Rata-rata mereka adalah penyanyi atau pemain musik,
tapi mereka juga bisa melakukan aksi lainnya seperti pertunjukan akrobatis,
menari, bermain juggling. Minstrel memiliki nama yang menjadi pembeda
Sistem
hukum abad pertengahan :
Tidak ada polisi dan lembaga hukum saat itu, jadinya masih sangat tergantung
pada masyarakatnya.
The Manorial Court (Trial by Jury)
Jika ada yang melanggar hukum, maka si
terdakwa itu akan dihadapkan pada tuan tanah sebagai hakim, lalu ada 12 orang
juri yang berasal dari warga yang sudah dipilih sendiri juga oleh warga. Para
juri itulah yang menentukan bersalah atau tidaknya si terdakwa itu, termasuk
hukumannya. Biasanya ini hanya untuk pelanggaran ringan.
The King's Court (Trial by Ordeal)
Sistem ini dipakai jika pelanggarannya
sudah berat sekali. Sang terdakwa akan dihadapkan pada berbagai siksaan dan
percobaan yang berat, jika terdakwa itu berhasil lolos dan selamat dari siksaan
itu, maka dia tak bersalah.
A. Ordeal
by Fire
Sang terdakwa akan dipaksa untuk menggenggam
sebatang besi panas,dan terus memegangnya sambil berjalan beberapa langkah.
Sebelumnya, tangan mereka akan diperban terlebih dahulu. Beberapa hari
kemudian, si terdakwa akan dilihat kembali tangannya. Perban dibuka, dan jika
tangannya menunjukan tanda kesembuhan atau sudah sembuh maka dia bersih. Tapi,
jika sebaliknya, maka dia bersalah.
B. Ordeal
by Water
Terdakwa akan dilemparkan ke dalam air. Jika
ia mengapung, dia tidak bersalah. Jika ia tenggelam, maka ia bersalah.
C. Ordeal
by Combat
Bertarung sampai mati. Pemenangnya adalah
orang yang benar.
Masalah
kesehatan dan sanitasi :
Ilmu kedokteran memang sempat tak berkembang di masa abad pertengahan. Orang
miskin mendapatkan pengobatan seadanya, dan hanya orang2 kaya atau bangsawan
yang bisa mendapatkan pengobatan yang sebetulnya. Profesi dokter amat jarang ditemui.
Pasien hanya didoakan, tanpa pengobatan dan obat2 yang memadai. Bagi orang2
kaya dan bangsawan, mereka tentu bisa membayar mahal untuk obat2nya, tapi
bagaimana dengan kaum miskin? Tentu tidak.
Kebersihan sangat minim pada masa abad
pertengahan. Dan toilet pada masa abad pertengahan itu 'sangat memukau' dan
begitu primitf. Di kastil, kakus terletak sangat dekat dengan ruang tidur, dan
diletakan diluar tembok kastil, dan memiliki saluran yang langsung mengarah ke
parit atau sungai, selain itu juga, membangun sebuah saluran panjang ke tanah
sudah cukup.
Pendidikan :
Pendidikan di masa abad pertengahan ini tidak merata
kepada seluruh golongan. Hanya beberapa golongan terpelajar, dan sisanya buta
huruf dan tak bisa menulis/membaca. Masyarakat biasa tidak mampu membayar biaya
untuk pendidikan, dan para pemimpinnya tidak memperdulikan pendidikan rakyat
miskinnya.
Bahasa wajib saat abad pertengahan adalah bahasa
Latin, walaupun memang tiap-tiap negara mempunyai bahasa mereka masing-masing.
Dan bahasa latin cukup sulit untuk dipelajari. Buku-buku teks biasanya memakai
bahasa latin, dan bahasa latin hanya diajarkan di biara-biara.
Dan pendidikan masih belum menyentuh kaum
wanita. Banyak wanita yang tidak mengerti tulis baca, buta huruf. Mereka
biasanya hanya bertugas mendampingi suami dan bekerja pekerjaan dapur. (ada
yang mengenal Joan of Arc? Dia adalah salah 1 tokoh abad pertengahan yang cukup
terkenal. Gadis sederhana dari keluarga petani yang memenangkan perang itu
ternyata buta huruf. Pada saat menulis surat kepada raja perancis saat itu, dia
hanya memakai inisial "X" di akhir suratnya, karena tak bisa menulis
namanya sendiri)
Situasi ini sempat membaik setelah abad ketigabelas,
dimana sekolah-sekolah dan rumahsakit mulai bermunculan di Eropa, sehingga
mempermudah informasi tentang kesehatan. Namun, sayangnya, pada abad
keempatbelas, Black Death mengguncang Eropa.
Selama abad pertengahan, memang ada hubungan
kuat antara kesehatan dan kepercayaan/agama. Pada masa itu, Orang yang sakit
parah seperti kusta adalah hukuman dari Tuhan, atau berbagai macam penyakit
lainnya adalah karena bekerja sama dengan setan atau menyembah setan.
Kelaparan
dan Makanan selama abad pertengahan :
Makanan selama abad pertengahan ditentukan oleh kelas sosial seseorang. Makanan
seperti daging ayam, angsa, daging sapi, olahan susu dan keju, dan sejumlah
besar gandum dan tepung hanya diperuntukan untuk para keluarga bangsawan dan
penguasa. Jika tempat tinggalnya dekat dengan perairan, ikan air asin atau
tawar juga merupakan menu mereka.
Sedangkan rakyat jelata? Iya, mereka memang
mengolah ladang, tapi hasilnya dijual untuk para orang kaya. Hasil uangnya
dibelikan gandum hitam dan barley. Air mereka dapatkan dari sumur. Dan minuman
seperti ale adalah yang populer kala itu.
Pakaian
selama abad pertengahan :
Jangan terkecoh. Mungkin kita sering melihat pakaian-pakaian indah dan menawan
dari abad pertengahan, tapi itu semua diperuntukan untuk para orang kaya dan
bangsawan. Para petani dan rakyat jelata hanya memakai pakaian usang dari wol
atau linen.
Pakaian tidak hanya untuk menutup tubuh, tetapi pakaian juga dipakai sebagai
pembeda : pria atau wanita, kaya atau miskin, tuan tanah atau petani
biarawan-orang awam. Pakaian bisa sebagai penunjuk status sosial si pemakainya
itu.
Para prianya memakai tunic sampai dengan batas lutut, sementara para biarawan
memakai tunicnya hingga menyentuh lantai. Tunic para bangsawan dan raja juga
panjang hingga menyentuh lantai. Tunic itu dipakai untuk acara tertentu. Celana
dengan bahan wol kadang dipakai dibalik tunic itu. Para bangsawan memakai
celana yang lebih ketat di balik tunic mereka. Celana ketat itu ditenun,
sehingga jadinya tidak begitu ketat dan tak begitu pas. Sepatu juga dipakai,
jika mampu membelinya atau membuatnya. Kaum wanitanya memakai tunic hingga sampai pergelangan
kaki. Jika mereka mampu, kaum wanitanya juga memakai kain linen di balik
tunicnya, dan wol di bagian luarnya. Mereka juga memakai jubah yang terbuat
dari wol jika akan berpergian. Biarawatinya juga memakai tunic yang hampir
mirip, namun warnanya hitam atau putih saja. Untuk para wanita bangsawan,
mereka juga memakai penutup kepala, dan memiliki dahi yang lebar dan tinggi
(karena rambut mereka dicabuti demi mendapat dahi tinggi itu) Dahi tinggi
dianggap cantik.
DASAR-DASAR KESATUAN KEBUDAYAAN ZAMAN PERTENGAHAN
Peradaban zaman pertengahan menduduki tempat tersendiri dalam sejarah.
Dengan berakar pada peradaban-peradaban Yunani-Romawi,Byzantium, dan Arab,
dasar-dasar atau fondasi Peradaban Zaman Pertengahan memang benar-benar
diletakan oleh kreator-kreator peradaban. Anasir spiritual berasal dari
kebenaran-kebenaran agama Kristen.
Negara masyarakat di Eropa Barat lama
mengalami banyak berbagai bencana akibat
runtuhnya Kekaisaran Romawi. Aktivitas ekonomi merosot, negara-negara kota lama
terus-menerus lenyap satu demi satu. Kehidupan semakin terkonsentrasikan di
pedesaan, dan bertumpu pada sector pertanian. Ekonomi uang semakin tergeser
oleh ekonomi domestic atauekonomi pertanian. Karena aktivitas jual beli rendah,
bahan-bahan makanan dan barang-barang manufaktur rendah pula nilainya.
Masing-masing wilayah mengembangkan semua atau hampir semua yang dibutuhkan
penduduknya. Begitulah gambaran selintas masyarakat di Spanyol, Gaul, Italia,
dan kawasan Rhein.
Jamaah Gereja, dalam kehidupan pedesaan
Zaman Pertengahan jemaah gereja muncul dan berkembang dengan mudah. Menjelang
abad X hal ini diakui sebagai bagian tak terpisahkan dari tata sosial
feodalisme. Para tuan tanah menyediakan sebagian tanahnya untuk gereja serta
untuk kebutuhan hidup sehari-hari para pendeta setempat. Dimana-mana gereja dan
pelataran gereja menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bangunan-bangunan
milik para tuan tanah. Kekuasaan dan pengaruh para tuan tanah yang begitu besar itu selanjutnya membawa
implikasi tersendiri dalam mekanisme birokrasi gereja. Karena begitu
berpengaruhnya llalu seakan-akan memiliki hak untuk mengajukan seseorang kepada
uskup agar diangkat sebagai pendeta yang ditempatkan di daerah mereka. Dengan
demikian pendeta gerja local itu boleh dikatakan adalah “orang”-nya tuan tanah.
Organisasi keuskupan, lingkup kerja
seorang uskup meliputi banyak kesatuan wilayah jemaah gereja, dan ini disebut
diocese atau keuskupan. Suatu jajaran pembantu uskup dibentuk untuk mengawasi
masing-masing unit jemaah. Hal ini memang membutuhkan biaya yang mahal, tetapi
tidak menjadi masalah karena gereja menerima sumbangan atau tenaga pengolah
tanah di masing-masing wilayah. Pemasukan dari tanah itulah yang kemudian untuk
merawat gereja, serta membiayai organisasi yang dibentuk untuk mengawasi
kehidupan keagamaan di wilayah keuskupannya. Ini berarti manajemen keuskupan
sangat tergantung pada ekonomi domestic atau ekonomi agrarian.
Sisa-sisa kekafiran dan ketakhayulan,
sebagaimana diketahui, gereja Kristen lahir di dalam masyrakat yang telah
memiliki tradisi keagamaannya sendiri selama berabad-abad. Itu berarti
ajaran-ajaran meresap ke dalam kesadaran mereka, dan termanifestasikan dalam
perilaku sehari-hari mereka. Itulah
sebabnya semenjak semula agama Kristen berjuang keras menyebarkan ajaran-ajaran
etika praktis serta sikap hidup tertentu terhadap dunia. Sebelum Maklumat
Milan (the Edict of Milan) diumumkan
(313), umat Kristen merupakan kelompok minoritas yang senantiasa hidup di bawah
kecemasan dan ketakutan. Namun sesudah maklumat itu diumumkan , Kristen menjadi
agama istimewa, dan berbondong-bondonglah orang untuk memeluknya, karena itulah
jalan terbaik untuk menyelamatkan atau malah meningkatkan status mereka di
dalam masyarakat. Pada awal Zaman Pertengahan , setiap orang yang hidup di
Kekaisaran Romawi adalah pemeluk agama Kristen, karena wajib mengikuti
pembaptisan. Gereja menjadi bersifat Katholik, artinya universal atau ada di
mana-mana. Pada Zaman Pertengahan , praktek-praktek ilmu sihir itu antara lain
tampak pada cara-cara orang Jerman membuktikan kesalahan seseorang yang dituduh
telah melakukan kejahatan. Tertuduh membuktikan diri tidak bersalah setelah
mengalami serangkaian penyiksaan. Ada banyak orang-orang Kudus, yang sebagian
besar memang tokoh historis. Namun, dalam banyak hal cerita-cerita itu
bercampur dengan ketakhayulan. Salah satu contohnya adalah dipakainya sepatu
bekas milik St.Cuthbert, yang semasa hidup menjadi uskup Lindisfarne, untuk
melakukan penyembuhan penyakit secara gaib.
Konversi orang-orang Barbar Jerman, sepanjang Zaman Pertengahan terjadi
banyak konversi orang-orang barbar.
Suku-suku Jerman yang terkenal penganut kuat kepercayaan lama mereka satu demi
satu pindah ke agama Kristen. Banyak suku-suku jerman yang sudah menyatakan
diri masuk Kristen abad IV seperti Visigoth, Ostrogoth, Vandal, Burgundia, dan
Lombardia.
Konversi orang-orang Frank, sering berpindahnya seluruh warga
warga suatu suku ke agama Kristen adalah karena mengikuti raja atau kepala suku
tersebut. Satu contoh yang menarik adalah yang terjadi pada Clovis, Raja
orang-orang Frank. Karena mengalami tekanan berat selama peperangan dengan
Alamanni pada 496, ia takut akan mengalami kekalahan total. Isterinya, St.
Clotilda, telah sering membujuknya untuk menjadi seorang Kristen. Ia piker ia
akan meraih kemenangan jika menjadi seorang Kristen. Alemanni pun kalah dan
Clotilda memohon St. Remi, Uskup di Reims, untuk membaptis Clovis.
Konversi orang-orang Anglo, Saxon, dan Jute, suku-suku Jerman yang
berdiam di Britania selama abad V masih tetap kafir. Agama Katholik baru masuk
ketika datang missi St. Augustinus dari Centerbury pada 597.
Konversi orang-orang Northumbria, kaum barbar sangat terkesan akan
kepastian ajaran Kristen. Mereka dibikin resah tentang tujuan akhir manusia,
dan doktrin tentang kebangkitan kembali. Hal ini dilukiskan dalam sebuah cerita
dalam catata Bede tentang konversi Raja Edwin dari Northumbria pada 627. Coifi,
kepala urusan agama sangat berhasrat akan adanya perubahan karena, menurutnya,
ia tak merasakan suatu kekayaan rohaniah dengan menyembah dewa-dewi lama.
Konversi orang-orang Kelt, dibandingkan dengan orang-orang
Northumbria, orang-orang Kelt yang berada di Britania, Skotlandia, Irlandia lebih
dahulu masuk Kristen. Upaya pengkonversian pertama terhadap mereka di lakukan
oleh St. Patrick (†461). Ia lahir di
Britania. Ketika berusia enam belas tahun, ia ditangkap dan dijual sebagai
budak di Irlandia. Ia mampu meloloskan diri dari tuan-tuannya dan kemudian
selama bertahun-tahun tinggal di biara di Gaul Selatan. Pada 431 ia kembali ke
Irlandia dan mulai melakukan tugas-tugas missionarisnya. Selama tiga puluh
tahun ia melakukan perjalanan mengelilingi Irlandia mewartakan Injil. Atas
segala keberhasilan misinya itulah kemudian ia dianggap sebagai santo Irlandia.
Konversi orang-orang Slav, kristenisasi orang-orang Slav baru
terjadi pada abad pertengahan abad IX.
Missionaries-missionaris awal antara lain adalah St. Cyril (†869) St. Methodius
(†885), dua bersaudara dari Thessalonika, Yunani. Kedua missionaries itu memang
sengaja diundang oleh penguasa Moravia untuk menyebarkan ajaran Kristen di
kalangan orang-orang Slav. Dengan fasih mereka mewartakan Injil dalam bahasa
Slav, yang adalah bahasa Yunani yang telah diadaptasikan ke dalam bahasa Slav
asli.
Eropa telah menjadi wilayah Kristen,
kecuali bebeaoa daerah suku terbelakang di sekitar Laut Baltik. Suku-suku
seperti Finn dan Lithuania selama beberapa abad kemudian tetap bertahan dengan
paganisme mereka. Proses konversi semua suku bangsa yang terbentang dari
pulau-pulau di lepas pantai Skotlandia hingga daratan luas di Rusia adalah
merupakan suatu bab tersendiri dalam sejarah. Gereja yang praktis telah
merambah semua suku bangsa di Eropa menjadi lembaga yang sangat berperan dalam
pembentukan corak kehidupan manusia. Melalui doktrin-doktrinnya tentang
kehidupan dan segala permasalahannya, Gereja benar-benar menjadi lembaga
sentral yang menentukan bentuk peradaban Eropa. Karya para missionaries, biarawan,
dan pejabat gereja mendapat tempat yang penting dalam sejarah peradaban.
St. Benedictus dan Peraturannya, perbiaraan Benedictus memainkan peran
penting dalam proses transformasi kaum barbar menjadi umat Kristen yang lebih
beradab. St. Bene-dictus (480-557), lahir dekat Spoleto, Italia tengah, dalam
usia tujuh belas tahun pergi meninggalkan orangtuanya. Ia memilih hidup seperti
seorang pertapa, yang ia jalani di tengah rimba Subiacco. Petuah-petuah sucinya
tersiar luas. Akhirnya, pada tahun 528, ia menarik diri dari pertapaannya di
Subiacco untuk mendirikan biara di Monte Cassino, yang terletak di tengah-tengah antara Roma dan Napoli.
St. Benedictus menerapkan aturan tersendiri. Maksud
diterapkannya aturan yang khusus ini hanyalah untuk mengorganisasikan suatu
biara tempat para biarawan hidup dengan tata cara yang umum berlaku, melakukan pekerjaan dan kebaktian
bersama. Telah banyak pujian terhadap kontibusi Ordo St. Benedictus dalam
bidang sosial, ekonomi, dan intelektual. Namun, kontibusinya dalam aspek-aspek
keagamaan boleh dikatakan kurang mendapat perhatian. Memang benar bahwa para
biarawan telah membabat hutan, mengeringkan rawa-rawa, menanam pohon-pohon dan
mengembakan peternakan, serta meningkatkan kesuburan tanah dengan metode-metode
pertanian yang cermat.
Kesusastraan pada Zaman Pertengahan, pada dasarnya umat Kristen tak
memiliki pertautan apa pun dengan karya-karya klasik Yunani dan Romawi yang
politieistik dan mengandung gambaran yang tak senonoh tentang kehidupan para
dewa. St. Augustinus mengkhawatirkan
kemungkinan timbulnya pengaruh buruk dari karya-karya para penulis kafir itu.
Kekhawatiran ini juga di rasakan oleh umat Kristen pada umumnya. Umat Kristen
barangkali boleh menolak sastra kafir. Namun hal itu tak mungkin mereka lakukan tanpa juga menolak retorika,
filsafat dan ilmu pengetahuan yang pernah dihasilkan bahasa Yunani dan Romawi.
Para pemimpin gereja akhirnya juga
mengambil alih retorika lama, dan pengetahuan klasik menjadi bagian penting
dari fondasi peradaban Zaman Pertengahan.
Zaman Kegelapan kata lain untuk menyebut Zaman Pertengahan.
Ini periode zaman para santo, dengan segala kepercayaan naïf tentang keajaiban
mereka. Bentuk khas kesusasteraan yang lazim pada periode ini adalahhagiograf ,
atau kisah-kisah para santo. Banyak dari kisah-kisah semacam ini sebagian baik
sebagian fiksi belaka, sebagian panjang sebagian pendek yang telah disusun
menjadi semcam antologi yang dikenal sebagai Acta Sanctorum, atau Kisah Para
Santo.
Gregorius Agung, Paus dari 590 hingga 604, adalah pemimpin gereja yang paling bersemangat
mendorong penulisan tentang kehidupan apra santo. Karyanya sendiri yang
berjudul Dialogoues, yang ditulis untuk menyenangkan umat Kristen, penuh dengan
berbagai ceritaq keajaiban untuk membenarkan ajaran Kristen. Gregorius memang
seorang pengkhotbah dan sekaligus penulis besar. Empat puluh dari kumpulan
khotbah-khobahnyaq, yakni Homillies, masih bertahan. Karya lain Gregorius,
yakni Magna Moralia, merupakan komentar atau catatan terhadap Kitab Job. Karya
ini menjadi fondasi teologi selama Zaman Pertengahan.
Tokoh
Zaman Pertengahan yang lain yang tidak boleh diabaikan adalah Boethius. Ia lahir di Roma, dan berasal dari golongan
aristocrat. Ia hidup di bawah Raja Theodorik(†526), yang mendirikan kerajaan
Ostrogoth di Italia. Boethius menaruh minat besar terhadap pengetahuan klasik,
baik Yunani maupun Romawi. Meskipun Boethius banyak menulis nbuku-buku tentang
aritmatika dan music, ia sebenarnya lebih berminat pada karya-karya Plato dan
Aristoteles, yang kemudian banyak ia terjemahkan. Terjemahannya atas karya-karya
Aristoteles seperti Categories dan De Interpretations berperan penting dalam
pengembangan kehidupan intelektual di Barat.
Selain Boethius, tokoh lainnya lagi yang
perlu diperhatikan adalah Cassiodorus
(†583). Ia asli orang Italia selatan. Seperti Boethius, ia sangat berpengaruh
dalam penyelenggaraan pendidikan pada zaman pertengahan. Ia mencoba mendirikan
sebuah sekolah teologi di Roma. Namun gagasan ini praktis sulit direalisasikan
karena peperangan yang destruktif dan berkepanjangan antara Justinianus dan
orang-orang Ostrogoth. Hal ini mendorongnya untuk untuk meninggalkan tanah
leluhurnya, dan kemudian mendirikan biara di Vivarium. Motivasi utamanya adalah agar
para biarawan benar-benar menjadi ahli kitab yang mampu menjelaskan teks-teks
suci dalam Injil.
Ilmu Pengetahuan, selama Zaman kegelapan pengetahuan ilmiah relative tidak mendapat tempat.
Hal ini merupakan konsekuensi logis dari
merosotnya penyelidikan ilmiah Yunani dan pupusnya institusi-institusi ilmiah
Romawi. Orang tak lagi berminat melakukan observasi secara ilmiah saeperti yang
dilaukan Aristoteles.
Ilmu Kedokteran, karena tidak tumbuhnya sikap kritis, ilmu kedokteran pada Zaman kegelapan
praktis tidak mengalami kemajuan. Ketika Kekaisaran Romawi mengalami
disintegrasi, pengetahuan kedokteran yang telah dikembangkan Hippocrates dan
Galen terabaikan. Hanya kadang-kadang saja cara yang lebih masuk akal
digunakan. Di Barat, pengetahuan kedokteran sangat tak berarti jika
dibandingkan dengan pengetahuan orang-orang Persia dan Yahudi pada masa
kekhalifahan Ummayah dan Abbasiyah, yang mengembangkan pengetahuan mereka
langsung dari karya-karya Galen. Sampai dengan abad XII, Eropa Kristen tak
menjamah harta pengetahuan klasik ini. Jelas kebudayaan Eroba barat pada
periode ini teramat kecil dibandingkan dengan kebudayaan Byzantium dan
khususnya dunia Arab.
Abad Pertengahan adalah periode sejarah di Eropa sejak bersatunya
kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat di bawah prakarsa raja
Charlemagne pada abad 5 hingga munculnya monarkhi-monarkhi nasional, dimulainya
penjelajahan samudra, kebangkitan humanisme, serta Reformasi Protestan dengan
dimulainya renaisans pada tahun 1517Abad Pertengahan merupakan abad kebangkitan
religi di Eropa.
Pada masa ini agama berkembang dan
mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan. Sebagai
konsekuensinya, sains yang telah berkembang di masa zaman klasik dipinggirkan
dan dianggap lebih sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari
ketuhanan.
Eropa dilanda Zaman Kelam (Dark Ages)
sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Maksud “Zaman Kelam” ialah zaman masyarakat
Eropa menghadapi kemunduran intelek dan kelembapan ilmu pengetahuan. Menurut
Ensiklopedia Amerikana, tempoh zaman ini selama 600 tahun, dan bermula antara
zaman kejatuhan Kerajaan Rom dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada
abad ke-15 Masehi. “Gelap” juga bermaksud tiada prospek yang jelas bagi masyarakat
Eropa. Keadaan ini merupakan wujud tindakan dan cengkraman kuat pihak berkuasa
agama; Gereja Kristen yang sangat berpengaruh. Gereja serta para pendeta
mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat hanya
gereja saja yang layak untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu
pengetahuan.
Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri
daripada ahli-ahli sains asa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka
ditolak. siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan
gereja akan ditangkap dan didera malah ada yang dibunuh.
Pikiran ini, terimplementasi melalui
teori yang dikeluarkan oleh Thomas
Aquinas (M 1274) seorang ahli
falfasah yakni “negara wajib tunduk
kepada kehendak gereja”. St
Augustine (M 430) sebelumnya juga berpendirian demikian. Manakala Dante Alighieri (1265-1321)
berpendapat kedua-dua kuasa itu hendaklah masing-masing berdiri sendiri, dan
mestilah bekerjasama untuk mewujudkan kebajikan bagi manusia (Joseph H Lynch, 1992, 172-174).
Dalam paradigma abad pertengahan, dua
wilayah agama dan dunia terpisah total satu dengan yang lain sehingga tidak ada
peluang bagi ekspansi satu terhadap yang lain atau pembauran antar keduanya.
Seorang manusia kalau tidak ‘melangit’
haruslah ‘membumi’, atau kalau tidak
meyakini kekuasaan alam gaib terhadap segala urusan hidupnya, maka dia harus
memutuskan hubungan secara total dengan Tuhan dan roh-roh kudus, dan jika dia
menghargai jasmani dan urusan materinya maka dia bukan lagi seorang rohaniwan
dan berarti telah memutuskan hubungan dengan Tuhan.
Kata Augustine “siapapun yang mahir dalam kesenian, perang, dan
filsafat adalah orang yang bejat dan sesat, karena dia berasal dari kota setan
dimana kebahagiaannya tak lebih dari sekadar topeng yang menipu, dan
keindahannya hanya merupakan wajah alam kubur”. Kota inilah yang tidak
diterima oleh Tuhan dan fitrah manusia. Karena orang yang sombong dan angkuh
adalah merupakan kepekatan hari dan orang yang memiliki pengetahuan tentang
segala yang harus diketahui oleh orang-orang terpuji. Dan ketika melihat kota
setan ini tenggelam ke dalam kesesatan dan kesombongannya, maka semua sudut
kegelapannya akan terlihat.
Konsep diatas, dipertegas oleh Fritjof Capra (2004) yakni : “Para
ilmuwan pada Abat Pertengahan, yang mencari-cari tujuan dasar yang mendasari
berbagai fenomena, menganggap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
Tuhan, roh manusia, dan etika, sebagai pertanyaan-pertanyaan yang memiliki
signifikansi tinggi, jadi ilmu didasarkan atas penalaran keimanan”.
Dengan demikian, kerangka berpikir yang
dominan pada abad pertengahan dan tekanan kuat para elit gereja yang menganggap
dirinya pengawas tatanan yang menguasai dunia dan telah menginterogasi ideologi
para ilmuan dan menyeret mereka ke pengadilan serta menganggap kegiatan ilmiah
sebagai campurtangan setan, kemudian faktor-faktor lain yang berada di luar pembahasan
ini telah menjadi latar belakang munculnya Renaisans yang telah melahirkan
teriakan protes terhadap kondisi yang dominan pada abad pertengahan.
Abad Pertengahan berakhir pada abad
ke-15 dan kemudian disusul dengan zaman
Renaissance. Zaman Renaissance
berlangsung pada akhir abad ke-15 dan 16.
Kesenian, sastra musik berkembang dengan pesat. Ada suatu kegairahan baru,
suatu pencerahan. Ilmu pengetahuan mulai dikembangkan oleh Leonardo da Vinci (1452-1519), Nicolaus Copernicus (1473-1543),
Johannes Kepler (1571-1630), Galileo Galilei (1564-1643), dll.
Renaissance
Renaissance secara etimologi,
renaissance berarti “kelahiran kembali” atau “kebangkitan kebali”. Kata
renaissance sebenarnya berasal dari kata dalam bahasa perancis, yaitu kata
Re(kembali) dan Naitre (lahir). Jadi, arti renaissance sebenarnya adalah
lahirnya kembali orang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 M untuk mempelajari ilmu
pengetahuanYunani dan Romawi Kuno yang ilmiah / rasional.Sebelum Renaissance,
bangsa Eropa mengalami jaman kegelapan / The Dark Age.Dalam jaman itu gereja
berkuasa mutlak, ajaran gereja menjadi sesuatu yang tidak bolehdibantah. Dalam
perkembangannya mulai muncul gerakan yang mencoba melepaskandari ikatan itu
yang disebut gerakan Renaissance. Dalam jaman itu pula, pemikiran-pemikiran
ilmiah tenggelam oleh dogma-dogma Gereja
Renaissance dipandang sebagai penemuan
kembali cerahnya peradaban Yunani & Romawi ketika mengalami masa keemasan
Renaissance mengalami titik puncak pada tahun 1500 M,ditandai dengan kehidupan
cemerlang dalam:
Seni,Pemikiran,Kesustraan, Dll
Berkembangnya penelitian empiris
sehingga memunculkan Sains,sering juga disebut zaman Humanisme ialah adanya
penghargaan terhadap manusia(karena manusia mempunyai kemampuan berfikir).Ciri
Utama Renaissance:
-Humanisme
-Individualisme
-Lepas dari Agama (tidak mau diatur)
-Empirisme
-Rasionalisme
Latar Belakang Abad Renaisans
Kebudayaan Yunanni-Romawi adalah
kebudayaan yang menempatkan manusia sebagai subjek utama. Filsafat Yunani,
misalnya menampilkan manusia sebagai makhluk yang berpikirterus-menerus
memahami lingkungan alamnya dan juga menentukan prinsip-prinsip bagi tindakannya
sendiri demi mencapai kebahagiaan hidup (eudaimonia). Kesustraan Yunani,
misalnya kisah tentang Odisei karya penyair Yunani Kuno, Homerus, menceritakan
tentang keberanian manusia menjelajahi suatu dunia yang penuh dengan tantangan
dan pengalaman baru. Arsitektur ala Yunani-Romawi mencerminkan kemampuan
manusia dalam menciptakan harmoni dari aturan hukum, kekuatan, dan keindahan.
Selain itu, kemampuan bangsa Romawi
dalam bidang tehnik dan kemampuan berorganisasi pantas mendapatkan acungan
jempol. Semua ini jelas menunjukkan bahwa kebudayaan Yunani-Romawi memberikan
tempat utama bagi manusia dalam kosmos. Suatu pandangan yang biasa disebut
dengan ”Humanisme Klasik”.
Humanisme Klasik
Kebudayaan Raissans ditujukan untuk
menghidupkan kembali Humanisme Klasik yang sempat terhambat oleh gaya berpikir
sejumlah tokoh Abad Pertengahan. Hal ini memiliki kaitan dengan hal yang tadi
dijelaskan.Apabila dibandingkan dengan zaman Klasik yang lebih menekankan
manusia sebagai bagian dari alam atau polis (negara-negara kota atau masyarakat
Yunani Kuno). Humanisme Renaissans jauh lebih dikenal karena penekanannya pada
individualisme. Individualisme yang menganggap bahwa manusia sebagai pribadi
perlu diperhatikan. Kita bukan hanya umat manusia, tetapi kita juga adalah individu-individu
unik yang bebas untuk berbuat sesuatu dan menganut keyakinan tertentu.
Kemuliaan manusia sendiri terletak dalam
kebebasannya untuk menentukan pilihan sendiri dan dalam posisinya sebagai
penguasa atas alam (Pico Della Mirandola). Gagasan ini mendorong munculnya
sikap pemujaan tindakan terbatas pada kecerdasan dan kemampuan individu dalam
segala hal. Gambaran manusia di sini adalah manusia yang dicita-citakan
Humanisme Renaissans adalah manusia universal (Uomo Universale).
Faktor Munculnya Renaissance
Middle Age merupakan zaman sebelum
munculnya reissance, dimana Eropa ketika itu sedang mengalami masa suram.
Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja. Dominasai gereja sangat kuat
dalam berbagai aspek kehidupan. Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai
kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan,
justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan
demi kepentingan gereja, tetapi sebaliknya hal-hal yang merugikan gereka akan
mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus, ketika ia
memproklamsikan teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari adalah pusat
dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dengan pendapat dari gereja,
sehingga Copernicus harus dibunuh.
Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan,
mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan
akhir (ekstologi). Kehidupan manusia ketika itu dipandang sebagai hakekat yang
sudah ditentukan oleh Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari
keselamatan. Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada
theology. Pemikiran filsafat memang berkembang juga ketika itu, namun haruslah
yang sejalan dengan pemikiran-pemikiran gereja, sehingga lahir filsafat
scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk
alat pembenaran agama. Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan.
Dengan adanya berbagai pembatasan yang
dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan
kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan,
kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV. Sebelumnya
gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan ksatria hidup dalam
kemewahan, kemegahan, keperkasaan dan kemasyuran. Namun, ketika dominasi gereja
mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah
semangat renaissance.
Menurut Ernst Gombrich munculnya
renaissance sebagai suatu gerakan untuk kembali di dalam seni, artinya bahwa
renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru. Misalnya, gerakan
Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah
kekayaan gaya Gotik Internasional yang penuh hiasan. Menurut Prancis Michel De
Certeau, renaissance muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama dan
pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk
kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai
teknik visual-dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan,
khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-teladan
dan lain sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik, sehingga dapat
mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama).
Renaissance muncul dari timbulnya
kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan, yang kemudian mengubah
perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini juga
menyebabkan dihapuskannya system stratifikasi sosial masyarakat agraris yang
feodalistik. Maka muncullah kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal
menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari
ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi focus kemajuan.
Antroposentrisme kemudian menjadi pandangan hidup, dan dengan konsep humanisme
yang menjadi pegangan sehari-hari. Selain itu adanya dukungan dari keluarga
saudagar kaya yang semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar
ke seluruh Italia dan Eropa.
Karakteristik Renaissance
Renaissance merupakan titik awal dari
sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi dari semangat Renaissance salah
satunya adalah pandangan bahwa manusia bukan hanya memikirkan nasib di akhirat
seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di dunia
ini. Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah,
menyempurnakan dan menikmati dunia ini, baru setelah itu menengadah ke surga.
Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di
dunia bukanlah takdir Tuhan melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan
diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-baktnya.
Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya. Inilah semangat humanis,
semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari melalui
bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.
Dengan semakin kuatnya Renaissance, pada
kenyataannya sekularisasipun berjalan semakin kuat. Hal ini menyebabkan agama
semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu
sendiri. Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values”.
Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia ideal renaissance oleh
Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan “Man can do all
things if they will”. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan
kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya
menjalani kehidupan secara aktif dan memikirkan kepentingan umum bukan hidup
bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara gading.
Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah
pada takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau
inilah yang disebut dengan Antoposentrisme. Manusia dalam konsep renaissance,
harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam berfikir
dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan
nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia haruslah untuk menonjolkan diri baik
dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektual-intelektualnya.
Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni
pahat, seni music dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan manusia harus terus
berkembang sampai saat ini, sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi
segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.
Tokoh-Tokoh Renaissance dan humanisme
Diantara tokoh-tokoh renaissance yang
mempunyai peran yang penting dalam renaissance, adalah tokoh-tokoh antara lain, seperti :
a) Dante Alighiere (1265-1321).
Dante lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di
Firenze, ia berasal dari keluarga kaya raya. Dia pernah menjadi prajurit
Firenze, yang menginginkan negaranya dapat merdeka dari pengaruh tiga kerajaan
yang lebih besar yaitu Kepausan, Spanyol dan Perancis. Dante mulai menjadi
pengkritik dan penentang otoritas moral Kepausan yang dinilainya tidak adil dan
tidak bermoral. Puncaknya ia tuangkan dalam sebuah buku berjudul De Monarchia (On
Monarchy) yang menggabarkan tentang kedudukan dan keabsahan Sri Paus sebagai
pemimpin spiritual tertinggi Gereja Katolik, mengapa sekaligus menjadi raja
dunia (Kerajaan Kepausan) yang otoriter. Hasil karya Dante antaral lain adalah
La Vita Nuova (The New Life) juga berisi tentang gambaran pertumbuhan cinta
manusia. Comedia yang ditulis ketika dia berada dalam pengasingan panjang di
Revenna. Buku ini berisi tentang perjalanan jiwa manusia yang penuh kepedihan
dalam perjalanan dari dunia ke alam gaib. Tokoh utamanya adalah Virgilius (nama
sastrawan dari zaman Romawi kuno) yang setelah kematiannya harus melewati tiga
fase yaitu inferno (neraka), purgatoria (pembersih jiwa), dan paradiso (surga).
b) Lorenzo Valla (1405-1457)
Lahir di Roma pada tahun 1405 dari
keluarga ahli hukum. Salah satu ungkapannya yang sangat terkenal adalah
“Mengorbankan hidup demi kebenaran dan keadilan, adalah jalan menuju kebajikan
tertinggi, kehormatan tertinggi dan pada hal tertinggi”. Hasil karyanya antara
lain adalah De volupte (kesenangan) yang terbit pada tahun 1440, yang berisi
kekagumannya pada etika Stoisisme yang mengajarkan pentingnya manusia itu mati
raga (askese) dalam rangka mendapatkan keselamatan jiwa. Buku yang berjudul De
Libero erbitrio (keinginan bebas) yang mengatakan individualitas manusia
berakar pada kebesaran dan keunikan manusia, khususnya kebebasan sehingga
kehendak awal Sang Pencipta tidak membatasi perbuatan bebas manusia dan tidak
meniadakan peran kreatif manusia dalam sejarahnya, dan buku berjudul De falso
credita et ementita Constantini donation declamation, yang mengisahkan tentang
donasi hadiah kepada Sri Paus oleh Kaisar Constantinus sebenarnya adalah
palsu, sebab dari sudut bahasa donasi
itu jelas bukan gaya bahasa abad ke4 melainkan abd ke-8.
c) Niccolo Machiavelli (1469-1527)
Nicolo Machiavelli adalah filosof
politik Italia, Niccolo Machiavelli lahir pada tahun 1469 di Florence, Italia.
Ayahnya, seorang ahli hukum. Pada usia 29 tahun Machiavelli memperoleh
kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama empat belas tahun
sesudah itu dia mengabdi kepada Republik Florentine dan terlibat dalam berbagai
missi diplomatik atas namanya, melakukan perjalanan ke Perancis, Jerman, dan di
dalam negeri Italia.
Hasil karyanya yang paling masyhur
adalah The Prince, (Sang Pangeran) ditulis tahun 1513, dan The Discourses upon
the First Ten Books of Titus Livius (Pembicaraan terhadap sepuluh buku pertama
Titus Livius). Diantara karya-karya termashur lainnya adalah The art of war
(seni berperang), A History of Florence (sejarah Florence) dan La Mandragola
(suatu drama yang bagus, kadang-kadang masih dipanggungkan orang). Tetapi,
karya pokoknya yang terkenal adalah The Prince (Sang Pangeran), mungkin yang
paling brilian yang pernah ditulisnya dan memang paling mudah dibaca dari semua
tulisan filosofis. Machiavelli kawin dan punya enam anak. Dia meninggal dunia
tahun 1527 pada umur lima puluh delapan.
d) Boccacio (1313-1375)
Giovani Boccacio lahir di Certaldo,
Italia tahun 1313 dari seorang pedagang yang berasal dari Firenze. Hasil
karyanya antara lain cerita epos seperti Thebaid atau Aenid, prosa seperti
Ameto, puisi seperti Amoroso Visione dan Ninfale Fiesolan. Puncak karyanya
Decamerome, adalah karya sastra berjudul De genealogis deorum gentilium (On The
Genealogy of God) yang tersusun dalam 15 jilid.
e) Francesco Petrarca (1304-1374)
Adalah seorang yang lahir pada 20 Juli
130 di Tuscan. Ia belajar hukum di Montpellier dan melanjutkan ke Universitas
Bologna. Namun, ia lebih tertarik pada seni sastra dan seni lukis. Dia seorang
humanis yang mengagumi hal-hal yang serba naturalis, polos dan apa adanya.
Salah satu ungkapan terkenalnya pada alam dituangkan dalam karya lukis yang
diberi nama Ikaros.
f) Desiderius Erasmus (1466-1536)
Eramus lahir pada 27 Oktober 1466 di
Gouda. Ibundaya bernama Margaret. Setelah lulus dari Sekolah Atas ia
melanjutkan ke biara Agustin di Styn hingga menjadi pastor kemudian melanjutkan
ke Universitas Paris. Hasil karya Eramus dapat dikelompokan menjadi tiga
kelompok yaitu :
1.Kelompok karya-karya satiris dengan
tujuan ingin mengungkap segala kelemahan penyakit korup, dan munafik yang
melanda warga masyarakat, seperti Praise of Folly (1509).
2.Kelompok karya bernada satiris berupa
pesan moral yang diharapkan dapat memperbaiki atau mempengaruhi mentalitas kaum
Katolik, seperti buku yang berjudul Hand Book of the Christian Knight (1501),
The Complaint of peace (1517).
3.Kelompok dalam bentuk terjemahan kitab
suci Perjanjian Baru berdasrakan naskah asli Yunani, seperti Annotations on the
New Testament (1505), The Prince of the Christian Humanists.
Pengaruh dan Signifikansi Renaissance
Renaissance sebagai gerakan yang identik
dengan gerakan humanisme dan bertitik tolak pada upaya melepaskan manusia dari
keterkaitan agama, memiliki manifestasi utama dalam gerakannya, yaitu :
a) Gerakan Humanisme, yang berusaha tidak hanya untuk menerjemahkan
sumber-sumber Yunani dan Romawi, tetapi juga mencari nilai atau gaya hidup
manusia yang terkandung di dalamnya.
b)Penolakan tradisi Aristotelian Abad Pertengahan. Kebangkitan
Platonisme, yang sangat bergaung dalam Akademi Florentina merupakan suatu
konsekuensi penolakan ini. Selain itu, perhatian kepada mistisisme seperti
merebak kembali, termasuk minat kepada Cabala, tulisan hermetik dan alkimia.
c) Pemikiran Renaissance juga terbuka pada ilmu-ilmu baru yang
mulai terbentuk.
d) Dalam lapisan agama periode ini ditandai oleh ketidakpuasan dengan kemapanan
yang mengarah para reformasi protestan.
Disisi lain, filsafat abad pertengahan
memiliki perbedaan yang jelas bila dibandingkan dengan filsafat renaissance.
Yang pertama lebih mencurahkan perhatiannya kepada hal-hal yang abstrak,
sedangkan kepada pengertian-pengertian, hal-hal yang konkrit, yang nampak,
terlalu diabaikan. Sedangkan filsafat renaissance lebih tertuju kepada hal-hal
yang konkrit seperti kepada alam semesta dan kepada manusia, juga kepada
kehidupan bermasyarakat serta sejarah. Dapat juga dikatakan bahwa manusia pada
saat itu menemukan dua hal yaitu, dunia dan dirinya sendiri. Dimana pengenalan
akan dirinya sendiri terbentuk atas kesadaran manusia akan nilai pribadinya dan
akan kekuatan pribadinya itu.
Namun dalam banyak hal, manusia justru
mengaggungkan dirinya dan menganggap bahwa akal mempunyai wibawa terhadap
kebenaran-kebenaran keagamaan, bahwa kebenaran harus dicapai dengan kekuatan
sendiri. Hingga lambat laun intelektualitas terasing daripada agama yang
positif. Intelektualitas bersifat individualis dan titik tolaknya adalah
kebebasan mutlak bagi pemikiran dan penelitian, bebas daripada tiap wibawa dan
tradisi -dalam hal ini tradisi kristen- yang mana disebutkan bahwa pengetahuan
yang pasti bukan didapat dari pewarisan, melainkan apa yang diperoleh manusia
sendiri karena kekuatannya sendiri dengan penelitian dan penemuan-penemuannya.
ooh jadi gitu abad pertengahan tuh.. okedeh happy reading ya guys!! Thanks..